KANAL SULUT — Program Percepatan Peningkatan Tata Guna Air Irigasi (P3-TGAI) Tahun Anggaran 2023 di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara (Bolmut), diresmikan langsung oleh Anggota Komisi V DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan, Djenri Alting Keintjem, S.H.,M.H, Kamis 08 Agustus 2023.
Kedatangan Djenri Alting Keintjem disambut hangat oleh warga Desa Sangkub, Kecamatan Sangkub, Kabupaten Bolmut. Tak hanya sendiri, Politisi senior PDI Perjuangan itu didampingi Kepala Balai Wilayah Sungai (BWS) Sulawesi 1, I Komang Sudana dan Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Sulut Hendro Satrio.
Agenda reses Djenri Alting Keintjem berlangsung di Balai Pertemuan Umum (BPU) Desa Sangkub. Acara dimulai dengan peresmian simbolis penandatanganan 3 buah prasasti mewakili 10 desa lokasi P3-TGAI oleh Djenri Alting Keintjem. Dalam kesempatan, dirinya menekankan pentingnya mengadakan acara seremonial untuk setiap program aspirasi yang selesai dilaksanakan. “ini merupakan sebagai bentuk penghargaan terhadap kerja keras para pelaku pembangunan,” kata Djenri.
Dikatakannya, musim panas yang panjang menambah urgensi Program P3-TGAI, karena memberikan bantuan signifikan pada masyarakat terkait pasokan air. Selain itu kata Djenri, semua lokasi P3-TGAI di Dapil Sulawesi Utara Tahun Anggaran 2023 akan dievaluasi, dengan penghargaan dan sanksi yang sesuai. “Peningkatan kesejahteraan kepala desa dan perangkat desa juga menjadi fokus, yang diperjuangkan melalui APBN dengan dukungan Kemendes sebagai mitra dari Komisi V,” terangnya.
Acara ini turut menyelenggarakan sesi tanya jawab dengan Djenri Keintjem, yang memperkuat partisipasi masyarakat. Sangadi Pimpih mengapresiasi penyampaian Djenri Keintjem dan menegaskan kelompok tani akan tetap mendapatkan prioritas aspirasi di masa mendatang.
Masalah ketersediaan air di daerah irigasi juga diangkat dalam acara ini. Kelompok tani di Bolmut mengalami kesulitan ketika pasokan air dari jalur induk tidak mencukupi untuk mengairi sawah-sawah mereka. “Upaya pengerukan dari depan di RS telah dilakukan, namun masih diperlukan penambahan pintu air pembagi utama guna memastikan distribusi air yang memadai,” jelanya.
Sementara itu, Kepala Balai Wilayah Sungai (BWS) Sulawesi 1, I Komang Sudana mengatakan, bendungan, khususnya yang dikelola oleh BWS Sulawesi I, memiliki tujuan utama untuk meningkatkan muka air dan menjaga tangkapan air yang berkualitas. “Meskipun kondisi tangkapan air tetap baik, penting untuk memperhatikan pengaruh penumpukan sedimen yang dapat mempengaruhi kinerja bendungan tersebut. Manajemen bendungan adalah tanggung jawab BWS,” katanya.
Sudana menjelaskan, dalam konteks irigasi, wilayah Sangkub, Kosinggolan, dan Toraut merupakan kewenangan pusat. “Jaringan irigasi di daerah ini berfungsi untuk mengatur aliran air ke lahan pertanian. Selain itu, terdapat pintu air yang bertujuan untuk mengatur ketinggian permukaan air. Pekerjaan terkait pemeliharaan jaringan irigasi ini melibatkan tugas rutin dan perawatan berkala, yang telah diperintahkan kepada Pak Is sebagai Kasatker,” jelasnya.
Selain itu, penting untuk memahami bahwa Program P3TGAI dapat dilaksanakan tidak hanya pada jaringan irigasi, tetapi juga pada jalan tani. “Jika terkait dengan Tata Guna Air, tanggung jawabnya berada di BWS, sementara jika berhubungan dengan kebun, tanggung jawabnya ada di BPJN. Keterlibatan berbagai instansi ini menunjukkan kolaborasi lintas sektor yang penting untuk menjalankan program ini secara efektif,” pungkasnya. (san)